Konsep diversifikasi terhadap ketergantungan beras dapat dimulai
dengan mengenalkan dan menghapus pandangan nilai-nilai lama yang menempatkan
palawija sebagai pangan masyarakat kelas dua dan dengan mengangkat kembali potensi-potensi
pangan yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
Beberapa ragam jenis pangan dan pemetaan potensi
masing-masing daerah serta manfaat dari jenis pangan tersebut pangan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Ketela Pohon
Ketelah pohon atau biasa dikenal dengan sebutan singkong merupakan
tanaman tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Hasil dari
Ketela pohon yang berupa umbi dikenal luas sebagai salah satu makanan pokok
penghasil karbohidrat di samping beras dan jagung yang merupakan makanan pokok
khas masyarakat Indonesia. Ketela pohon menurut sejarah merupakan tanaman
Brazilia yang hari ini sudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.
Ketela pohon pada umumnya tumbuh dan beradaptasi secara luas di Indonesia. Tanaman
ini tumbuh dan berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi.
Adapun pemanfaatan dari Ketela pohon yaitu dapat digunkan sebagai bahan baku
industri pembuatan tepung tapioka, tepung gaplek, serta bahan pembuatan etanol,
gasohol, dan lainnya.
2. Garut atau Arairut
Tanaman Garut atau Arairut adalah tanaman yang memberikan hasil
utama berupa umbi. Tanaman ini merupakan tanaman yang memrlukan iklim panas dan
kondisi yang basah yaitu pada ketinggian 0 m – 900 m dpl, namun tanaman ini
dapat umbi yang optimal pada jenis tanah berpasir atau diantara ketinggian 60 m
– 90 m dpl. Adapun prmanfaatan tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan makanan bayi, bahan pembuatan kosmetika, lem, keripik, dan bahkan
dalam sejumlah penelitian tanaman garut atau Arairut ini dapat dimanfaatkan
sebagai makanan bagi anak-anak penderita kelainan pencernaan Sindrom Down
dikarenakan kehalusan serat makanan ini. Tanaman Garut atau Arairut menurut
sejarahnya berasal dari Amerika Selatan yang mana pada tanaman ini biasanya
tumbuh di pekarangan tepatnya di bawah pohon yang rindang. Suganda (2011:40)
menyatakan bahwa sebenarnya tanaman ini telah dikenal dan dikonsumsi di
berbagai daerah dengan nama dan penyebutan yang berbeda-beda, semisal di Sunda
tanaman ini dinamakan patat sagu, sedangkan di Madura dinamakan marus, di
Ternate disebut huda sula dan di Melayu dinamakan sagu betawi, sagu belanda
atau airut.
3. Sukun
Sukun menurut sejarahnya merupakan tanaman yang berasal dari New
Guinea, Pasifik. Sukun merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada lahan
kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Menurut
Pustaka Litbang Deptan, buah sukun telah lama dimanfaatkan sebagai bahan
pangan. Di daerah Fiji, Tahiti, Hawai, Samoa dan Kepulauan Sangir Talaud, buah
sukun dimanfaatkan sebagai makanan tradisional dan makanan ringan. Bahkan dalam
lingkup internasional buah sukun dikenal dengan sebutan bread fruit atau buah
roti dikarenakan kelezatannya sebagai buah, namun juga memiliki kandungan
karbohidrat yang tidak kalah dari beras, gandum dan jagung. Menurut Purba dalam
Siregar (2010:10-11) tanaman sukun memiliki beberapa pemanfaatan bagi
kepentingan pemenuhan pangan dan penghijauan. Beberapa manfaat tanaman sukun
tersebut antara lain sebgai berikut :
a. Sukun merupakan bahan pokok alternatif. Di daerah Sangir
Taulud, sukun dimanfaatkan sebagai pengganti beras. Di berbagai daerah lain di
Indonesia sukun dimanfaatkan sebagai makanan camilan. Potensi tanaman sukun
sebagai makanan pengganti padi memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman
pendamping padi yang lain karena pemanenan buah sukun dapat dilakukan setiap
waktu tanpa mengenal musin. Meskipun demikian, tanaman sukun biasanya berbuah
dua kali. Panen pertama biasanya dilakukan pada bulan Januari – Febuari dan
panen kedua dilakukan pada bulan Juli – Agustus.
b. Tanaman sukun bermanfaat sebagai tanaman peneduh dan tanaman
penghijauan. Sosok tanaman sukun yang tinggi, dengan perakaran tanaman yang
tidak terlalu dalam tetapi kokoh, membuat tanaman sukun sangat cocok untuk
digunakan sebagai tanaman penghijauan. Tajuk tanaman yang besar mampu
mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh angin kencang.
c. Kayu batang tanaman sukun dapat dimanfaatkan untuk berbgai
keperluan rumah tangga, antara lain untuk membuat berbagai perabot (misalnya
meja, kursi atau rak), untuk membuat perahu dan dimanfaatkan sebagai kayu
bakar.
4. Jagung
Tanaman jagung merupakan tanaman yang berasal dari Amerika.
Tanaman ini memiliki hasil utama berupa biji. Di indonesia jagung diberdayakan
untuk memenuhi berbagai keperluan baik pangan maupun non pangan. Sebagai bahan
pangan beberapa hasil olahannya meliputi: pati, tepung jagung, snack, berondong
(pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dan lain sebagainya. Sebagai
bahan non pangan beberapa manfaat dari jagung adalah sebagai berikut, misalnya
digunakan sebagai bahan pakan ternak, pupuk kompos, bahan pembuat kertas dan
kayu bakar. Di Imdonesia beberapa sentra penghasil utama tanaman jagung ialah
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, D.I.
Yogyakarta, dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman jagung yang
dapat tumbuh dan berproduksi secara merata di manapun, dikarenakan
karakteristik tanaman jagung yang merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah
sub-tropis maupun tropis.
5. Sagu
Sagu amerupakan salah satu sumber pangan populer bagi sebagian
masyarakat Indonesia di Indonesia Timur dan sebagian daeah Pulau Sumatera. Di
Indonesia sendiri potensi mengenai sagu sebagai produk alteratif pangan
nasional sangat berpeluang dan menjanjikan.Hal tersebut mengingat areal
penghasil sagu dunia yang saat ini masih dipegang indonesia dengan besaran
mencapai angka 60% dari total areal sagu dunia. Selain berpotensi sebgai salah
satu sumber karbohidrat yang menjanjikan tanaman sagu juga dapat digunakan
sebgai salah satu bahan pembuat perekat, sirup dan bahan baku etanol. Sagu juga
dapat digunakan untuk membuat tepung, yang mana memiliki kandungan gizi yang
tidak kalah dengan tepung tapioka maupun aci garut.
6. Kentang
Kentang menurut sejarahnya merupakan tanaman yang berasal dari
Amerika Tengah. Hasil utama dari tanaman kentang ialah umbi. Tanaman kentang
merupakan tanaman yang hidup dan berproduksi di daerah subtropis atau daerah
dataran tinggi seperti pegunungan. Hasil olahan tanaman kentang selain sebagai
bahan pokok berupa umbi ialah sebagai bahan baku pembuat pati, sebagai salah
satu bahan pembuat cat, pembuat glukosa dan lain sebagainya. Penyebaran tanaman
kentang di Indonesia meliputi daera-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Aceh, Sumtera Selatan, Tanah Karo dan lain sebagainya. Menurut
Wattimena dalam Suwarno (2008:1) kentang merupakan salah satu pangan utama
dunia setelah padi, gandum, dan jagung.
7. Ubi Jalar
Ubi jalar merupakan komoditas sumber karbohidrat utama, setelah
padi, jagung, dan ubi kayu, dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan
bahan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak. Ubi jalar dikonsumsi
sebagai makanan tambahan atau samping-an, kecuali di Irian Jaya dan Maluku, ubi
jalar digunakan sebagai ma-kanan pokok. Ubi jalar di kawasan dataran tinggi
Jayawijaya merupakan sumber utama karbohidrat dan memenuhi hampir 90% kebutuhan
kalori penduduk. (Wanamarta, 1981).
8. Talas
Talas merupakan tanaman
pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae),
berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim
atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old
cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama
lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi
(Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China). Asal mula
tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad
pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di
Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di
jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai
pegunungan di atas 1000 meter dpl baik liar maupun ditanam. secara luas
terutama di wilayah Asia dan Oceania. Di Indonesia talas sebagai bahan makanan
cukup populer dan produksinya cukup tinggi terutama di daerah Papua dan Jawa
(Bogor, Sumedang dan Malang).
Saptoningsih (2010) menyatakan bobot buah sukun rata-rata 1500 g,
dengan bobot daging buah yang dapat dimakan sekitar 1.350 g. Konsumsi beras
rata-rata perkapita untuk sekali makan sebanyak 150 g (= 117g karbohidrat,
kadar karbohidrat beras sekitar 78%). Kandungan karbohidrat buah sukun 27%
(Anonim, 1992), berarti satu buah sukun dengan bobot daging 1.350 g mengandung
karbohidrat sebesar 365 g. Jadi satu buah sukun dapat dikonsumsikan sebagai
penggati beras untuk 3-4 orang. Dengan demikian, sumber pangan diatas selain
memiliki persebaran yang menyeluruh di Indonesia juga memiliki kandungan
nutrisi yang tidak berbeda beras. (RAP)
Artikel
dikutip dari:
Cahyanto dkk. 2012. Penguatan kearifan Lokal
sebagai Solusi Permasalahan Ketahanan Pangan Nasional. Prosiding the 4th
International Conference on Indonesian Studies: Unity, Diveristy, dan Future
No comments:
Post a Comment