Dunia
itu terdiri atas tiga masa yaitu masa lalu, masa depan dan masa sekarang, maka
manfaatkanlah hari ini
Sudah siapkah kita melangkah memasuki
tahun baru, tahun 2015 M ?
Diperkirakan bahwa masa yang akan datang
tidak merupakan masa yang lebih ringan dan lebih mudah dari masa lalu. Para
Futurolog memperkirakan bahwa masa yang akan datang itu akan jauh lebih canggih
dan jauh lebih kompleks dari masa yang telah lalu. Kiat apa yang telah kita
siapkan untuk menyongsongnya? Baiklah kita kaji sabda Nabi SAW yang ditujukan
kepada Abu Dzar:
Wahai Abu Dzar!
Perbaruilah perahumu, karena laut
sangatlah dalam
Bawalah bekal yang cukup, karena
perjalanan sangatlah jauh
Ringankan beban, karena beban yang
berat akan membawa akibat yang panjang
Dan ikhlaskan amal, karena Sang Maha
Penilai sangatlah cermat
Betapa cermat peringatan Nabi SAW dalam
menyongsong masa depan. Betapa jauh tinjauannya ke masa depan. Perahu kehidupan
kita harus diperbarui, segala "kebocoran" diperbaiki, hingga tak akan
sempat lagi dimasuki segala kerancuan dan kepalsuan.
Kita diharuskan juga untuk menyiapkan
bekal yang cukup untuk masa depan, bekal berupa amalan yang baik dan kita
dituntut untuk menanggalkan segala beban kehidupan, berupa perilaku yang tidak
diharapkan, yang hanya akan memberatkan masa depan, yang membentang dari
kehidupan di dunia hingga akhirat. Di samping itu, segala amal perbuatan kita
hendaknya dilakukan dengan ikhlas, karena perbuatan yang tidak didasarkan niat
yang ikhlas, akan kehilangan kualitas maupun esensinya sebagai perbuatan yang
semula dimaksudkan. Amal yang dilakukan agar diketahui dan dipuji orang lain
lebih merupakan iklan dan promosi diri.
Bagaimana kiat menyongsong masa depan itu?
Beberapa pemikir masa kini dalam
mengaitkan keberadaan manusia dengan masa depannya, ada yang memandang secara
eksistensial, bahwa masa depan adalah masa bercirikan kecemasan; ada juga yang
memandang manusia sebagai mahluk wisata, yang menatap masa depan dengan penuh
harapan.
Akan tetapi, coba kita kaji kalamullah
dalam QS al Isra' 57:
….. Siapakah di antara mereka yang
paling dekat? Dan mereka mengharakkan rahmatNya, dan mereka pun takut akan
adzabNya …..
Makna ayat tersebut amat jelas, yaitu
bahwa mendekatkan diri kepada Allah itu melalui raja' (penuh harap) pada
rahmatNya serta khauf (cemas akan adzabNya).
Dengan demikian, konsep kecemasan dan
hidup penuh harap dalam menyongsong masa depan yang dipandang oleh para ahli
filasafat sebagai ciri eksistensi manusia, bagi kita kaum muslimin bukanlah
suatu barang baru, karena telah jelas tercantum dalam al Qur'an. Tinggal
barangkali kita sendiri yang belum sempat menyingkapnya.
Mengenai raja' al Haddad memberinya
pengertian sebagai: " ….. kesadaran hati akan luasnya rahmat Allah serta
keagungan kasih dan keindahan janjinyaNya bagi mereka yang taat
kepadaNya". Situasi hati seperti ini akan menghasilkan sikap optimis dan
selanjutnya mengundang untuk bergegas berbuat kebajikan. Sedangkan khauf
adalah buah dari kesadaran hati manusia akan kedahsyatan sanksi berupa adzab
Allah bagi mereka yang berbuat dosa dan melanggar perintahNya. Hal ini akan
menggugah manusia untuk meninggalkan dan menjauhi perbuatan dosa.
Demikianlah, raja' dan khauf
merupakan dua konsep motivasi untuk taat dan menangkal perbuatan dosa, dan
hendaknya dimanfaatkan kaum muslimin dalam menyongsong masa depan.
Demikianlah, untuk memadukan ketiga
dimensi waktu itu dalam ajaran Islam telah jelas garis tempuhannya, yaitu
dengan jalan merealisasikan jati diri manusia sebagai mahluk Allah tiada jalan
yang terbuka bagi manusia kecuali melaksanakan taqarrub kepadaNya.
Berkaitan dengan masa lalu, taqarrub
itu ditempuh melalui taubat, memasrahkan diri serta meminta ampunan kepada Maha
Pengampun.
Berkaitan dengan masa depan, taqarrub
itu dilaksanakan dengan berbekal raja' dan khauf, yang keduanya
mengundang kita untuk meningkatkan ketaatan kita kepadaNya, melaksanakan segala
yang diperintahNya dan menjauhi segala yang dilarangNya.
Berkaitan dengan masa kini, taqarrub itu
dilaksanakan dengan jalan ightinam, mengambil manfaat sebesar-besarnya
dengan mengisi hanya dengan amalan yang diridhoiNya.
Mudah-mudahan dalam menyatakan selamat
tinggal kepada tahun 2014 M dan selamat tahun baru 2015 M, kita tidak
menyaksikan sekedar berlalu tanpa kesan, lewat tanpa mampu mengisi dan
memanfaatkannya selaras dengan jati diri kita sebagai manusia, sebagai mahluk
Allah SWT.
1 comment:
Pak Ghofar,kadang kita kurang bersyukur karena terlalu banyak nikmat yang datang secara bertubi-tubi dan melimpah kepada kita sampai kita lengah dan tidak sadar untuk mensyukurinya. Blok Pak Ghofar membuat kita selalu merenung dan merenung...
Post a Comment